ketika kabut datang menyelimuti tubuhnya --ia mencoba untuk bertahan. namun tiba-tiba angin dari utara datang membawanya terbang menerobos kabut menyeretnya ke angkasa. Menerbangkannya dari mega ke mega. ia pun terpental jauh,terpental dalam kota yang sunyi .

di kota sunyi ia mencari sebuah lembar berisi kebahagiaan. Tiba-tiba ada kolam didekatnya --di sana ia sempat melihat sumber mata air yang tak henti mengalir dan terus mengalir. ada beberapa kehidupan di dalamnya : warna-warni ikan menari dibeningnya air.

ia menangis gerangan apa membawaku kemari. Hingga kumengenal kebahagiaan, apakah ini kebahagiaan itu? kata-kata itu terus bergumam seiring kabut tebal yang turun "tuan kenapa anda menangis, apa ada yang salah dengan sambutan kami?" ucap salah satu penghuni kolam itu.

"tak ada yang salah! kalian begitu baik kepadaku, hingga kebahagiaan dapat kurasa. aku menangis karena aku bahagia." ucapnya kepada ikan-ikan itu.
ia pun pergi meninggalkan kolam,meningglakan warna-warni ikandan membawalembaran sebuahkebahagiaan. ia pulang kembali ke kota sunyinya. tetapi ia tak tahu jalan sebab jalan-jalan menjadi bercabang dan tak mungkin ia bisa pulang tanpa seorang menemaninya.
lalu ia berhenti sejenak --ia pandangin jalanan itu. ia lihat di kejauhan sebuah batu besar , ia mendekat dan bersandar di atas batu -- ia pandangi langit-lagit sore semuanya tampak berbeda, ia pun tertidur dalam belaian angin.

di dalam tidurnya ia memimpikan seorang putri dengan mata yang sendu dikedalamannya menyimpan berjuta bait-bait puisi yang tak pernah sebelumnya ia rasa. Dalam mimpinya putri itu sempat berkata kepadanya: “ kelak kita akan bertemu dalam kehidupan yang belum pernah kita rasakan dan jagalah kelak diriku aku akan menjadi lembaran bait kehidupanmu.” Belum sempat ia berucap tiba-tiba angin datang membangunkan tidurnya.
dan membawanya kembali menatap langit-langit sekilas dilihatnya burung-burung yang berarak di angkasa ---seperti lukisan yang pernah ia lihat. tapi ia tak tau di mana ia melihat lukidsan itu. ia ikuti burung-burung itu sampai jauh. Sampai menjadi titik hitam. Sampai menjadi hujan akhirnya.



jejak sandi adalah nama asli dari :
Heru Arisandi yang berkediaman di pinggiran jakarta
ia adalah seorang penyuka sastra seni dan budaya.

“Salam sastra Indonesia”
This entry was posted on 11.30 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.